Rabu, 29 Februari 2012

DIARY SI BUNGA 4

Diposting oleh Febby Cahyani di 04.22

Hari ini aku jadi MC di salah satu acara di sekolahku. Hmm, ini adalah pertama kali aku jadi MC selama aku masuk SMA ini. Rasa nervous memang menyerangku. Apalagi ketika tahu, acara ini juga dihadiri oleh dia (orang yang aku ceritakan di note sebelumnya). Rasanya campur aduk tak karuan, di atas panggung, aku terganggu oleh sosoknya yang tiba – tiba muncul di depan panggung, tepat di bawah panggung, yang sedari tadi aku berdiri disana. Rasa gugup tak terhindarkan.
Setelah acara selesai, aku bergegas untuk pulang. Kurapikan semua barang – barangku, mencari teman – temanku untuk menemaniku pulang. Awalnya mereka sudah janji padaku, akan menemaniku saat pulang. Tapi ternyata tidak, mereka malah melupakanku dan pulang bersama pacar – pacar mereka. Yaa, karena aku tidak mempunyai pacar, terpaksa, aku pun pulang sendiri berjalan kaki. Yaa, inilah resiko orang tidak punya pacar. Kemana – mana, nggak ada yang nemenin. Tidak lama kemudian, si Dia memanggilku.
“Eh, dek, mau pulang ya?” katanya
“Iya mas, kenapa?”jawabku gugup.
“Oo, sama siapa? Sendirian tah?”tanyanya lagi.
“Iya mas, sendirian. Udah dulu ya, aku mau pulang. Keburu maghrib.” Jawabku
“Iya iya, ati – ati yaa.”
Ya Tuhan, jantungku berdebar. Jarang – jarang bisa ngobrol sama dia. Apalagi semenjak setelah acara yang membuatku menangis kemarin. Dulu, sebelum acara itu, memang masih ada sedikit obrolanku bersamanya. Sekarang? Jangankan ngobrol, ketemu saja, nggak akan mungkin terjadi. Aku berjalan ke rumah ditemani kesendirianku. Tak lama, aku sampai di rumahku, saat aku sampai di ruang TV, sudah ada sosoknya tersenyum padaku. Jantungku kembali berdetak keras. Ya Tuhan, ada apa ini? Mengapa dia tiba – tiba ada disini?
“Lho, mas, kok disini. Ada perlu sama aku kah?”tanyaku penasaran.
“Hehe, iya ada perlu sama kamu. Cuman pengen ketemu kamu aja sih. Pengen ngobrol – ngobrol aja. Males pulang, jadinya maen kesini. Nggak apa – apa kan? Boleh?”
“Yaa, nggak apa – apa sih mas.” Jawabku
“Ya udah, duduk sini. Nonton TV aja yuk.”ajaknya.
Aku semakin heran, ada apa ini? Orang yang tidak mengenalku. Dapat diartikan hanya tahu aku. Belum pasti tahu siapa namaku. Bisa tiba – tiba seperti ini. Tiba – tiba ada di rumahku. Mengkhawatirkanku, ingin aku di dekatnya juga. Ya Tuhan, ada apa ini? Pikiranku kemana – mana. Apa kerasukan yaa anak ini? Apa ini bukan dia sebenarnya? Jadi – jadian? Haha, aku tertawa sendiri memikirkannya. Tapi, aku juga ingin tahu apa yang terjadi di balik semua ini?
Setelah sekian lama menonton TV sambil mengobrol di sampingku. Tiba – tiba dia menyandarkan kepalanya ke bahuku dengan manjanya. Jantungku berdetak keras, tanganku mulai dingin karena nervous. Air mataku ingin menetes karena ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa diam. Aku berfikir, apa yang aku inginkan, aku ingin dia bisa menemaniku disini, menjadi milikku, semuanya hanya mimpi. Tapi sekarang dia ada di sampingku. Aku tidak ingin dia memberikan harapan semu yang pada akhirnya hanya bisa membuatku kecewa. Seperti pengalaman – pengalamanku dulu dengan orang yang sudah berkali – kali membuatku kecewa. Aku tidak ingin mengulang masa – masa seperti itu lagi. Itu yang membuatku ingin menangis. Tapi, aku hanya bisa menahan semua air mata yang ingin menetes. Ku lanjutkan menonton TV, sementara dia tetap terlelap di bahuku. Sesaat kemudian dia terbangun, tapi tidak beranjak dari bahuku. Dan berkata,
“Dek, aku nggak apa – apa a kayak gini ke kamu?”tanyanya.
“Gimana mas ya, kan masnya udah punya cewek, kok kayak gini. Nggak boleh.”jawabku
“Gini lo, aku sebenarnya udah nggak betah sama dia. Aku pengen cari yang lain aja. Aku ini kan baru lulus SMA, dan pas kuliah nanti aku pengen cari selingkuhan aja. Aku sayang kamu dek.”
Aku sudah tak bisa menahan air mataku yang menetes. Ya Tuhan, kok jadi seperti ini. Aku nggak percaya bisa seperti ini. Aku nggak yakin sama semua ini. Aku ingin tahu apa yang terjadi. Aku penasaran dengan semua ini.
*******
Tiba – tiba aku terbangun dari tidurku karena suara teman disebelahku yang tiba tiba terbangun dari tidurnya, tak tahu karena apa. Mungkin karena dinginnya malam ini. Tak lama, dia terlelap kembali. Jam di handphoneku menunjukan pukul 03.27 . Ya Allah, semua ini ternyata hanya mimpi tidurku. Aku menyeka air mata yang sudah membasahi pipiku. Aku tidak menyangka, aku bisa menangis hanya karena mimpi ini. Tak lama, aku tertawa kecil dalam hati. Anehnya mimpi ini. Namanya saja mimpi, nggak ada yang bener :D
Mimpiku ini,memang tidak akan menjadi nyata. Mencintai seseorang yang tidak akan mungkin mencintaiku. Mengenalku saja tidak mungkin. Apalagi mencintaiku. :’) Apapun itu, aku hanya bisa mendoakan dari sini. Ketika kita mengingatnya, semua itu membuat sesak di dada. Apapun keadaannya sekarang, aku merindukanmu di sini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

febbylogy Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review