Hari ini aku jadi MC di salah
satu acara di sekolahku. Hmm, ini adalah pertama kali aku jadi MC selama aku
masuk SMA ini. Rasa nervous memang menyerangku. Apalagi ketika tahu, acara ini
juga dihadiri oleh dia (orang yang aku ceritakan di note sebelumnya). Rasanya
campur aduk tak karuan, di atas panggung, aku terganggu oleh sosoknya yang tiba
– tiba muncul di depan panggung, tepat di bawah panggung, yang sedari tadi aku
berdiri disana. Rasa gugup tak terhindarkan.
Setelah acara selesai, aku
bergegas untuk pulang. Kurapikan semua barang – barangku, mencari teman –
temanku untuk menemaniku pulang. Awalnya mereka sudah janji padaku, akan
menemaniku saat pulang. Tapi ternyata tidak, mereka malah melupakanku dan
pulang bersama pacar – pacar mereka. Yaa, karena aku tidak mempunyai pacar,
terpaksa, aku pun pulang sendiri berjalan kaki. Yaa, inilah resiko orang tidak
punya pacar. Kemana – mana, nggak ada yang nemenin. Tidak lama kemudian, si Dia
memanggilku.
“Eh, dek, mau pulang ya?” katanya
“Iya mas, kenapa?”jawabku gugup.
“Oo, sama siapa? Sendirian
tah?”tanyanya lagi.
“Iya mas, sendirian. Udah dulu
ya, aku mau pulang. Keburu maghrib.” Jawabku
“Iya iya, ati – ati yaa.”
Ya Tuhan, jantungku berdebar.
Jarang – jarang bisa ngobrol sama dia. Apalagi semenjak setelah acara yang
membuatku menangis kemarin. Dulu, sebelum acara itu, memang masih ada sedikit
obrolanku bersamanya. Sekarang? Jangankan ngobrol, ketemu saja, nggak akan
mungkin terjadi. Aku berjalan ke rumah ditemani kesendirianku. Tak lama, aku
sampai di rumahku, saat aku sampai di ruang TV, sudah ada sosoknya tersenyum
padaku. Jantungku kembali berdetak keras. Ya Tuhan, ada apa ini? Mengapa dia
tiba – tiba ada disini?
“Lho, mas, kok disini. Ada perlu
sama aku kah?”tanyaku penasaran.
“Hehe, iya ada perlu sama kamu.
Cuman pengen ketemu kamu aja sih. Pengen ngobrol – ngobrol aja. Males pulang,
jadinya maen kesini. Nggak apa – apa kan? Boleh?”
“Yaa, nggak apa – apa sih mas.”
Jawabku
“Ya udah, duduk sini. Nonton TV
aja yuk.”ajaknya.
Aku semakin heran, ada apa ini?
Orang yang tidak mengenalku. Dapat diartikan hanya tahu aku. Belum pasti tahu
siapa namaku. Bisa tiba – tiba seperti ini. Tiba – tiba ada di rumahku.
Mengkhawatirkanku, ingin aku di dekatnya juga. Ya Tuhan, ada apa ini? Pikiranku
kemana – mana. Apa kerasukan yaa anak ini? Apa ini bukan dia sebenarnya? Jadi –
jadian? Haha, aku tertawa sendiri memikirkannya. Tapi, aku juga ingin tahu apa
yang terjadi di balik semua ini?
Setelah sekian lama menonton TV
sambil mengobrol di sampingku. Tiba – tiba dia menyandarkan kepalanya ke bahuku
dengan manjanya. Jantungku berdetak keras, tanganku mulai dingin karena
nervous. Air mataku ingin menetes karena ini. Aku tidak tahu harus berbuat apa.
Aku hanya bisa diam. Aku berfikir, apa yang aku inginkan, aku ingin dia bisa
menemaniku disini, menjadi milikku, semuanya hanya mimpi. Tapi sekarang dia ada
di sampingku. Aku tidak ingin dia memberikan harapan semu yang pada akhirnya
hanya bisa membuatku kecewa. Seperti pengalaman – pengalamanku dulu dengan
orang yang sudah berkali – kali membuatku kecewa. Aku tidak ingin mengulang
masa – masa seperti itu lagi. Itu yang membuatku ingin menangis. Tapi, aku
hanya bisa menahan semua air mata yang ingin menetes. Ku lanjutkan menonton TV,
sementara dia tetap terlelap di bahuku. Sesaat kemudian dia terbangun, tapi
tidak beranjak dari bahuku. Dan berkata,
“Dek, aku nggak apa – apa a kayak
gini ke kamu?”tanyanya.
“Gimana mas ya, kan masnya udah
punya cewek, kok kayak gini. Nggak boleh.”jawabku
“Gini lo, aku sebenarnya udah
nggak betah sama dia. Aku pengen cari yang lain aja. Aku ini kan baru lulus
SMA, dan pas kuliah nanti aku pengen cari selingkuhan aja. Aku sayang kamu
dek.”
Aku sudah tak bisa menahan air
mataku yang menetes. Ya Tuhan, kok jadi seperti ini. Aku nggak percaya bisa
seperti ini. Aku nggak yakin sama semua ini. Aku ingin tahu apa yang terjadi.
Aku penasaran dengan semua ini.
*******
Tiba – tiba aku terbangun dari
tidurku karena suara teman disebelahku yang tiba tiba terbangun dari tidurnya,
tak tahu karena apa. Mungkin karena dinginnya malam ini. Tak lama, dia terlelap
kembali. Jam di handphoneku menunjukan pukul 03.27 . Ya Allah, semua ini
ternyata hanya mimpi tidurku. Aku menyeka air mata yang sudah membasahi pipiku.
Aku tidak menyangka, aku bisa menangis hanya karena mimpi ini. Tak lama, aku
tertawa kecil dalam hati. Anehnya mimpi ini. Namanya saja mimpi, nggak ada yang
bener :D
Mimpiku ini,memang tidak akan
menjadi nyata. Mencintai seseorang yang tidak akan mungkin mencintaiku.
Mengenalku saja tidak mungkin. Apalagi mencintaiku. :’) Apapun itu, aku hanya
bisa mendoakan dari sini. Ketika kita mengingatnya, semua itu membuat sesak di
dada. Apapun keadaannya sekarang, aku merindukanmu di sini.
0 komentar:
Posting Komentar