Hmm, aku tak tau harus menuliskan apa disini.
Yang jelas, Malam ini, pukul 22.38 25 Mei 2010,
aku ingin mencurahkan semua isi dihatiku,
Terutama satu hal yang bisa membuat sesak dadaku,
yang bisa membuat air mataku menetes tiba – tiba, yang bisa
membuatku tak bisa tidur dipenuhi fikiran olehnya.
DIA !
Yang membuatku seperti ini
Awalnya, aku tak tahu awal perjumpaan kita kapan, dan
dimana.
Yang jelas, rasa ini muncul ketika kita semakin dekat,
dekat karena yaa, mungkin rutinitas yang kita lakukan sama,
hobbi kita sama dan mungkin sebuah kebetulan atau bagaimana
aku tak tahu,
Mengapa aku dipertemukan denganmu ?
Rasa itu, aku semakin merasakannya.
Semakin Jelas, dan aku semakin tahu apa yang sedang
kurasakan sekarang.
Tawamu, suaramu, tingkah lakumu dan semua yang kamu lakukan,
tiba – tiba saja langsung terekam di memori otakku tanpa
dihafal.
Ya Tuhan, mengapa aku jadi seperti ini?
Semakin hari, kita bersama – sama menjalani rutinitas kita yang kebetulan sama,
Senang karena bisa didekatmu
Sedih karena memilikimu hanya sebuah mimpi
Malu karenamu
Dan kadangkala, semua rutinitasku hancur karena otakku
dipenuhi semua tentang mu.
Detak Jantungku yang semakin keras, kurasakan darahku yang
mengalir deras.
Yaa,, itu yang aku rasakan ketika didekatmu. Semua campur
aduk menjadi satu.
Walupun kadang, pertemuan itu hanya berlangsung dalam
hitungan menit,
bahkan hanya dalam hitungan detik, semua terasa begitu indah
bagiku.
Hari demi hari aku lewati dengan menjalani rutinitas yang
sama dengannya.
Sampai pada akhirnya, aku berfikir,
Hari ini, malam ini, adalah hari terakhir aku menjalani
rutinitas ini denganmu.
HARI TERAKHIR.
Karena, yaa, beberapa hari lagi, tibalah hari perpisahan
antara kita.
Menjauhkan kita, atau mungkin bisa saja, kamu akan lupa
dengan rutinitas yang biasa kita lakukan seperti biasanya.
***
Kali ini lancar. Alhamdulillah. Aku mulai melihat kesana dan kemari, masih ada sosokmu yang bersiap - siap merapikan segalanya untuk bersiap pulang . Kini, aku meninggalkan pandanganku darimu dan berlalu untuk membereskan semua perkakasku. Sesaat setelah menyelesaikan pekerjaanku, kembali aku mencari sosokmu, namun tak ada. Akhirnya kuputuskan pulang sekarang juga. Perjalanan pulang, pikiranku tetap terfokus padanya, sampai akhirnya aku sampai di rumah, di otakku, hanya ada anganmu. Seakan - akan, aku berfikir waktuku tersita dengan angan tentangnya. Malam semakin larut, aku tak bisa tidur, mungkin hal ini. Karena tak bisa terus - terusan menyembunyikan ini, malam itupun aku mengirim SMS ke teman baikku. Aku harap dia mau mendengarkan curhatanku yang bisa dibilang nggak penting bagi sebagian orang yang tidak mengerti perasaanku sekarang. Syukurlah, dia mau membalas SMSku . Akhirnya, kuberitahukan siapa yang membuatku seperti ini. Aku berjanji, menceritakan semuanya kepadanya besok di sekolah. Sekitar 00.45, aku beranjak tidur, karena pukul 05.00 aku harus bangun bersiap pergi ke sekolah .
Hari ini hari yang cerah,
"Hoamm."kata pertama yang kuucapkan pagi ini, aku membaca do'a bangun
tidur, bersyukur hari ini masih diberi kesempatan lagi untuk bernafas.
Pikiranku tertuju lagi padanya. Hari ini aku ingin berteriak sekeras mungkin,
ingin melepas semua beban, terutama beban yang sekarang menyerang otakku. Ya
Tuhan, mengapa engkau berikan padaku cinta yang tak semestinya. Aku lebih
memilih tidak bertemu dengannya, dibandingkan bertemu dengannya, tapi akhirnya
seperti ini. Lebih menyiksa batinku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, yang
kubisa hanyalah menyimpan rapat - rapat perasaan ini. Tapi di sisi lain, aku
ingin dia tahu semua ini. Tapi, AKU TAK BISA. Setelah beberapa menit aku
memikirkan ini, aku beranjak bangun dari tempat didur, mandi, dan segera
menyiapkan segala perkakasku untuk ke sekolah. Di sekolah, Angan tentangnya
terus menghantui fikiranku. Aku merasa, tadi malam adalah hari terakhir aku
bertemu denganya sebelum memang hari perpisahan nanti benar - benar tiba. Yaa,
hanya bisa dihitung dengan hitungan jam, hari perpisahan itu akan terjadi. Hari
ini, aku menjalani rutinitas yang biasa kulakukan dengannya, tapi tidak dengan
hari ini. Dia tak ada lagi disini. Biasanya kulakukan rutinitas itu dengan
semangat karena kehadirannya, tapi sekarang tidak. Semua rutinitasku hari ini
terasa hancur tanpanya.
Tak terasa, hari ini aku telah
menjalankan rutinitasku dengan baik, meskipun banyak kesalahan disana – sini
akibat terbayang sosoknya. Mala mini pun , aku berencana mencarai tahu alamat
salah satu jejaring sosialnya, dan Alhamdulillah akhirnya ketemu juga. Pelan –
pelan, aku membuka fotonya satu persatu, “Hahahaa.” tawaku sendiri di tengah
malam karena melihat foto – fotonya yang cukup menggelikan. Setelah puas,
melihat foto – fotonya. Akhirnya aku beralih ingin membaca semua status –
statusnya. Belum sempat mencari foto – fotonya, aku dikejutkan oleh wall salah seorang kakak kelasku yang
kebetulan aku mengenalnya karena aku satu organisasi di sekolah. Sepertinya
mereka dekat sekali, akrab ataukah mungkin…. Pikiranku melayang kemana – mana.
Aku mecoba menghiraukan wall mereka.
Aku mencoba membuka kiriman – kiriman lamanya, tidak sedikit status yang
mengarah kepada seseorang cewek disana, yang aku tak tahu siapa dia. Jantungku
semakin berdebar membaca semua ini, aku semakin penasaran. Semakin kubuka
kiriman – kiriman lamanya, dan tak sengaja kubaca salah satu comment dari
temannya “ayoo ***, PJnya mana, masak beritanya aku nggak tau, sekarang aku
nggak kamu kasih PJ” Aaggh, tidak, badanku terasa lemas setelah membaca comment
tersebut. Ya Tuhan, kenapa harus seperti ini. Aku berfikir, sepertinya aku
harus melupakannya tanpa harus menghilangkan rasa sayangku ini kepadanya. Tapi,
apa aku bisa? Sepertinya tidak. Sekarang aku tak tahu harus berbuat apa, ingin
sekali rasanya kau berteriak sekeras mungkin. Tapi, tidak disini. Ya Tuhan,
mengapa engkau memberikan kepadaku cinta yang tak semestinya ini?
***
Itulah sekilas ceritaku tentangku dan tentangnya.
Yaa, aku hanya bisa diam dengan air mata yang tiba – tiba
menetes.
Aku ingin ada seseorang yang menemaniku disini, tanpa
mengulang masa – masa pahitku dulu bersama orang lain itu.
Namun aku tak banyak berharap
Kau membuat waktuku
Tersita dengan angan tentangmu
Mencoba lupakan
Tapi ku tak bisa
Mengapa Begini?
Oh Mungkin aku bermimpi
Menginginkan dirimu
Untuk ada disini menemaniku
Oh Mungkinkah kau yang jadi
Kekasih sejatiku
semoga tak sekedar harapku
Bila
Tak menjadi milikku
Aku takkan menyesal
Telah jatuh hati
Semoga tak sekedar harapku..
#Amiin, itulah do’aku yang selalu tidak lupa aku panjatkan.
0 komentar:
Posting Komentar